Minggu, 03 November 2013

Artikel buat NKRI

Didunia ini terutama di INDONESIA agama adalah faktor yang paling krusial karena terlalu sering menimbulkan benturan dengan mengatasnamakan agama. Ini terjadi karena pemahaman agama ditafsirkan dengan cara yang salah; misalnya saja agama di-Tuhan –kan,agama dinomor satukan,agama diatas segala-galanya dsb,padahal yang harus dinomor- satukan adalah keselamatan bangsa dan NKRI. Apa artinya agama kalau bangsa dan negaranya hancur lebur.

Karena negara NDONESIA menganut sistim Demokrasi maka kebebasan berserikat, berbicara,berpendapat, keyakinan atau agama dsb. dijamin dan  dilindungi dengan catatan kebebasan itu harus disertai  tanggung-jawab; dengan kata lain kebebasan yang bertanggung jawab. Saya menulls artikel ini dengan maksud dan tujuan konstruktif untuk bangsa dan negara INDONESIA yang diharapkan bisa berimbas pada perdamaian yang menyeluruh. Artikel saya berorientasi pada keyakinan atau agama ( bukan ajarannya )

A.Dasarnya agama adalah keyakinan. Yang namanya keyakinan itu berarti belum teruji benar atau tidaknya sebab masih anggap-anggapan jadi belum mutlak;   artinya bisa benar bisa juga tidak. Selama lebih 2000 tahun tidak ada atau belum ada manusia yang mampu membuktikan kebenaran agama,sebab untuk membuktikan kebenaran agama itu manusia harus mati dulu kemudian kembali lagi kebumi guna menceriterakan keadaan disana. Sayangnya orang yang sudah mati tidak dapat kembali lagi kebumi sehingga agama sulit dibuktikan kebenaranya; jadi tetap merupakan rahasia TUHAN.              

B.Agama belum ketemu TUHAN sebab masih sedang mencari jadi belum ketemu. TUHAN ada disurga sedangkan agama ada dibumi.

C.Agama bukan tujuan akir sebab tujuan akir adalah Sang Maha Pencipta. Agama ibarat transportasi atau kendaraan yang dinaiki para pemeluknya untuk menuju Sang Maha Pencipta. Sayangnya kendaraan tsb belum teruji secara mutlak jadi masih riskan, bisa mogok,rusak atau kesasar.

D.Dengan memperhatikan faktor-faktor tsb. diatas ( AB dan C ) seharusnya manusia tidak perlu rebutan agama, apa lagi sampai dibelani saling bunuh –membunuh sesama agama,sesama bangsa bahkan sesama saudara kandung; contohnya adalah negara-negara Arab yang ada di Timur-Tengah; sedangkan TUHAN saja tidak beragama dalam arti kata tidak memihak salah satu agama semuanya direstui secara adil.          

Dalam hal ini pemerintah sebenarnya sudah tahu hanya saja terkesan ragu-ragu untuk mengambil tindakan tegas, pilih kasih, bahkan ditutup-tutupi dengan cara memelintir fakta yang ada dilapangan. Misalnya saja peristiwa di Ambon pada awal abad milinium ke-3 saat itu terjadi bentrokan antara Islam dan Kristen tapi pemerintah memberitakan itu bukan konflik agama.DI Jawa Barat Islam Ahmadiyah diserang dan dihancurkan oleh Islam setempat,di Sampang Madura Islam syiah diserang dan dihancurkan oleh Islam setempat, di Purwakarta simbul- simbul Budaya Jawa dihancurkan oleh Ormas Islam setempat dll. Kalau pemerintah tidak tegas atau pilih kasih dalam mengambil tindakan bisa-bisa golongan minoritas dibantai dan dihabisi oleh golongan mayoritas. Selama hakekat agama ditempatkan pada porsi yang kurang benar, maka selama itu pula akan terjadi konflik antar agama. Akir kata saya sampaikan salam damai dan sejahtera buat NKRI yang baru saja memperingati dan merayakan H.U.T. yang ke- 68.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar