Minggu, 03 November 2013

Artikel buat NKRI

Didunia ini terutama di INDONESIA agama adalah faktor yang paling krusial karena terlalu sering menimbulkan benturan dengan mengatasnamakan agama. Ini terjadi karena pemahaman agama ditafsirkan dengan cara yang salah; misalnya saja agama di-Tuhan –kan,agama dinomor satukan,agama diatas segala-galanya dsb,padahal yang harus dinomor- satukan adalah keselamatan bangsa dan NKRI. Apa artinya agama kalau bangsa dan negaranya hancur lebur.

Karena negara NDONESIA menganut sistim Demokrasi maka kebebasan berserikat, berbicara,berpendapat, keyakinan atau agama dsb. dijamin dan  dilindungi dengan catatan kebebasan itu harus disertai  tanggung-jawab; dengan kata lain kebebasan yang bertanggung jawab. Saya menulls artikel ini dengan maksud dan tujuan konstruktif untuk bangsa dan negara INDONESIA yang diharapkan bisa berimbas pada perdamaian yang menyeluruh. Artikel saya berorientasi pada keyakinan atau agama ( bukan ajarannya )

A.Dasarnya agama adalah keyakinan. Yang namanya keyakinan itu berarti belum teruji benar atau tidaknya sebab masih anggap-anggapan jadi belum mutlak;   artinya bisa benar bisa juga tidak. Selama lebih 2000 tahun tidak ada atau belum ada manusia yang mampu membuktikan kebenaran agama,sebab untuk membuktikan kebenaran agama itu manusia harus mati dulu kemudian kembali lagi kebumi guna menceriterakan keadaan disana. Sayangnya orang yang sudah mati tidak dapat kembali lagi kebumi sehingga agama sulit dibuktikan kebenaranya; jadi tetap merupakan rahasia TUHAN.              

B.Agama belum ketemu TUHAN sebab masih sedang mencari jadi belum ketemu. TUHAN ada disurga sedangkan agama ada dibumi.

C.Agama bukan tujuan akir sebab tujuan akir adalah Sang Maha Pencipta. Agama ibarat transportasi atau kendaraan yang dinaiki para pemeluknya untuk menuju Sang Maha Pencipta. Sayangnya kendaraan tsb belum teruji secara mutlak jadi masih riskan, bisa mogok,rusak atau kesasar.

D.Dengan memperhatikan faktor-faktor tsb. diatas ( AB dan C ) seharusnya manusia tidak perlu rebutan agama, apa lagi sampai dibelani saling bunuh –membunuh sesama agama,sesama bangsa bahkan sesama saudara kandung; contohnya adalah negara-negara Arab yang ada di Timur-Tengah; sedangkan TUHAN saja tidak beragama dalam arti kata tidak memihak salah satu agama semuanya direstui secara adil.          

Dalam hal ini pemerintah sebenarnya sudah tahu hanya saja terkesan ragu-ragu untuk mengambil tindakan tegas, pilih kasih, bahkan ditutup-tutupi dengan cara memelintir fakta yang ada dilapangan. Misalnya saja peristiwa di Ambon pada awal abad milinium ke-3 saat itu terjadi bentrokan antara Islam dan Kristen tapi pemerintah memberitakan itu bukan konflik agama.DI Jawa Barat Islam Ahmadiyah diserang dan dihancurkan oleh Islam setempat,di Sampang Madura Islam syiah diserang dan dihancurkan oleh Islam setempat, di Purwakarta simbul- simbul Budaya Jawa dihancurkan oleh Ormas Islam setempat dll. Kalau pemerintah tidak tegas atau pilih kasih dalam mengambil tindakan bisa-bisa golongan minoritas dibantai dan dihabisi oleh golongan mayoritas. Selama hakekat agama ditempatkan pada porsi yang kurang benar, maka selama itu pula akan terjadi konflik antar agama. Akir kata saya sampaikan salam damai dan sejahtera buat NKRI yang baru saja memperingati dan merayakan H.U.T. yang ke- 68.

Symbiosis

Apabila saya merenung maka banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul dan berkecamuk dalam benak saya antara lain mengenai keberadaan jabang bayi yang berumur antara 7 sampai 9 bulan yang masih dalam kandungan. Pernah saya membuat jajak pendapat dengan teman-teman saya mengenai keberadaan jabang bayi yang masih dalam kandungan tsb. Saya melontarkan pertanyaan : “ Apakah jabang bayi yang berumur antara 7 sampai 9 bulan yang masih dalam kandungan itu sudah ketempatan URIP atau sang HIDUP apa belum.”?

Sebagian teman-teman menjawab jabang bayi yang masih dalam kandungan tsb. sudah ketempatan atau sudah diduduki URIP atau sang HIDUP dengan alasan sudah bisa bergerak dan tumbuh besar. Dalam Al Qur-an disebutkan setelah setelah bayi dalam kandungan berumur empat bulan ditiupkan Roh oleh Malaikat; itu berarti bayi dalam kandungan yang berumur 7 sampai 9 bulan sudah ketempatan URIP sehingga bayi tsb. bisa hidup. Sebagian lagi mengatakan bayi tsb. belum ketempatan atau belum diduduki URIP buktinya ada jabang bayi yang lahir dalam keadaan mati, itu bukti bahwa jabang bayi tsb. waktu dalam kandungan belum diduduki atau belum ketempatan URIP. Kedua belah pihak masing-masing menjawab secara berseberangan dengan disertai bukti yang sangat masuk akal.

Penulis sendiri dengan tegas mengatakan bahwa jabang bayi yang masih dalam kandungan tsb. belum ketempatan atau belum diduduki URIP sebab penulis berpegang pada beberapa hal antara lain :

1 Ajaran orang Jawa yang disebut Kekidungan Sastra Jendra Hayuningrat yang mengatakan: “ Nalika mijil ana loro margane “ artinya ketika jabang bayi lahir ada dua jalannya. “Sing siji mijil jalaran marga ina” artinya yang satu lahir karena memang diahirkan lewat rahim, itu yang jadi manusia bisa sakit dan bisa mati karena terbuat dari materi yaitu air. “ Sing siji maneh datan mijil jalaran marga ina “ artinya yang satu lagi tidak dilahirkan lewat rahim karena memang sudah ada sebelum jagad raya ini terbentuk yaitu yang disebut Ratujalu Klawan Estri atau URIP, itu tidak bisa sakit tidak bisa mati dan tidak beragama. Hal ini diperkuat oleh Kitab Maha Bharata yang menyebutkan bahwa URIP tidak dilahirkan karena memang sudah ada sebelum alam semesta ini terbentuk.

Dengan memperhatikan kekidungan tsb.jelas bahwa URIP tidak dilahirkan lewat rahim karena memang sudah ada sebelumnya yaitu diruang angkasa atau udara terbuka dan diikat oleh Oxygeen. Begitu jabang bayi lahir bersinggungan dengan udara terbuka,terkejut menangis gelagepan menghirup udara disitulah URIP menerobos merasuki jabang bayi melalui sistim pernapasan sehingga jabang bayi hidup. URIP tidak kasat mata dan tidak dapat mati karena tidak terbuat dari materi; tidak dilahirkan dan tidak melahirkan dengan kata lain tidak beranak dan tidak diperanakkan. Seandainya bisa dilihat dengan mata telanjang URIP itu gebyar-gebyar gemerlapan laksana intan berlian berkilauan melesat kecepatannya melebihi kilat atau sinar. Kalau kecepatan sinar masih bisa diukur yaitu kira-kira 196 000 KM per detik; tapi kecepatan gerakan URIP tak terhingga; misalnya URIP bergerak menuju planet yang jaraknya 50 tahun cahaya cukup sekejap mata saja sudah sampai tujuan.

2.   Kita pernah dengar ada bayi yang lahir dalam keadaan mati istilahnya gagal bernafas itu bukti bahwa bayi dalam kandungan tsb.belum diduduki atau belum ketempatan URIP; meskipun tubuh dan jantungnya bisa bergerak, itu karena digerakkan oleh URIPnya sang ibu ibaratnya Symbiosis, buktinya kalau ibunya meninggal, bayinya yang masih dalam kandungan juga ikut meninggal.

Dunia alam semesta seisinya ini adanya hanya MANUNGGAL; tanpa manunggal alam semesta seisinya ini akan hancur lebur semua benda-benda langit akan berbenturan satu sama lain. Begitu juga tanpa manunggalnya bapak dan ibu manusia tidak akan lahir termasuk bayi tabung dan clonning juga menggunakan azas MANUNGGAL. Tanpa MANUNGGAL kolong langit ini kosong melompong tidak ada benda apapun yang ada hanya Atom bermacam-macam Atom antara lain Atom H, O, C, Ca, Na dan lain-lain, itupun masih tetap dalam bentuk MANUNGGAL yaitu manunggalnya PROTON dan NEUTRON yang sulit diurai atau dipisahkan. Akan tetapi karena adanya kemajuan teknologi canggih bukan kemajuan agama akirnya Atom juga dapat dipisahkan dan dipakai sebagai bahan baku untuk membuat bom pembunuh massal yang sangat mengerikan.

Berdasarkan uraian-uraian tsb. diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa MANUNGGAL adalah lambang guyub rukun damai cinta dan kasih sayang. Oleh karena itu kalau ada orang yang anti MANUNGGAL sebaiknya alat kalaminnya dibuang saja. Dengan demikian jelas bahwa kebenaran yang hakiki adalah MANUNGGAL baik dalam wacana tata kehidupan dunia maupun dalam wacana menyembah kepada Yang Maha Esa.

Pengetahuan ini bukan ilmu Klenik tapi nyata atau kasunyatan karena berdasarkan kejadian sehari-hari mulai dari benih jabang bayi yang menetes hingga menjadi imbrio atau janin hingga lahir jabang bayi,tumbuh besar dewasa kemudian akirnya kembali ke Sangkan Paraning Dumadi atau asal-usulnya.
Sesuai dengan perjanjian SASTRA JENDRA dengan HAYUNINGRAT pada waktu jabang bayi lahir dimana SASTRA JENDRA berkata  kepada HAYUNINGRAT: “ Nanging omongno karo kadhangmu sijabang bayi besuk yen wis titiwancine bali marang Sangkan Paraning Dumadi atau asal-usulnya kudu AKU sing nggowo, yen ora bakal kecepit.” Artinya : “ Akan tetapi katakanlah kepada saudaramu sijabang bayi besuk kalau sudah saatnya kembali keasal-usulnya harus AKU yang membawa, kalau bukan AKU yang membawa bakal kecepit.” Setelah membuat perjanjian demikian SASTRA JENDRA lenyap kembali kebumi lagi; jadi yang dimaksud harus AKU yang membawa yaitu kembalinya harus lewat bumi karena hanya bumi yang bisa memproses jasad atau jenasah kembali keasal-usulnya :
1. Yang asalnya dari sari-sarinya air kembali ke-air.
2. Yang asalnya dari sari-sarinya tanah kembali ke-tanah.
3. Yang asalnya dari sari-sarinya api kembali ke-api.
4. Yang asalnya dari sari-sarinya udara/ gas kembali ke-udara/gas.
5. Yang asalnya dari sari-sarinya sinar matahari kembali ke-sinar matahari.
6. Yang asalnya dari sari-sarinya sinar bintang kembali ke- sinar bintang.
7. Yang asalnya dari sari-sarinya cahaya bulan kembali ke- cahaya bulan.
Itu semua pengetahuan yang tidak bisa didapat dari bangku sekolah, sederhana tapi bukti nyata.

Kamis, 11 Juli 2013

Candi Sukuh

Candi SUKUH ini ditemukan pada tahun 1815 oleh bangsa Belanda didaerah Karang Anyar Jawa-Tengah. Ukiran atau relief pada candi tsb secara gamblang terang-terangan  menggambarkan perpaduan antara kelamin orang laki-laki dan kelamin orang perempuan. Itulah sebabnya maka Candi SUKUH oleh bangsa Indonesia disebut candi kontroversial. Padahal ukiran atau relief tsb. maksudnya memberi makna pada ajaran Kasunyatan bahwa manusia generasi penerus asalnya dari Manunggal, yaitu mannggalnya Bapak dan Ibu.Ini fakta bukti dan nyata yang tidak bisa diingkari.

Kita harus bisa dan berani memberikan penilaian dengan kearifan yang adil dan benar atas relief candi SUKUH tsb.Kita harus ingat pada waktu candi SUKUH dibangun ratusan tahun bahkan mungkin ribuan tahun yang lalu bangsa Indonesia 99,999% masih buta huruf. Oleh karena itu nenek moyang kita menemui kesulitan untuk memberikan penjelasan dengan cara  menuliskan huruf pada candi tsb.karena buta huruf;mau diberi relief dua orang berpelukan sambil berbaring nanti disangka orang sedang bergulat akibatnya pesan-pesan yang akan disampaikan tidak mengenai sasaran. Akirnya diberi relief kasunyatan apa adanya yang tidak mungkin salah tafsir karena menyangkut ajaran Kasunyatan. Rupa-rupanya bangsa Indonesia masih takut menghargai Kasunyatan apa adanya yang pada umumnya fakta bukti nyata sebalik- nya lebih suka pada sopan-santun yang pada umumnya hanya manis dibibir saja.

Bangsa Indonesia seharusnya bangga nenek-moyangnya ribuan tahun yang lalu sudah mempunyai ajaran Kasunyatan yaitu MANUNGGAL yang sifatnya universal karena berlaku bagi seluruh umat manusia,bahkan bukan manusianya saja yang manunggal akan tetapi alam semesta seisinya juga manunggal.Tanpa MANUNGGAL manusia akan punah habis karena tidak ada kelahiran,  alam semesta akan hancur benda-benda langit saling benturan atau tabrakan. Begitu juga semua benda-benda baik yang ada di bumi maupun yang ada dilangit yang terbuat dari materi akan terurai secara reaksi analysa kemudian berubah menjadi Atom bermacam-macam Atom yang sinar radiasinya sangat mematikan.Ajaran Kasunyatan MANUNGGALtidak sebatas untuk dunia saja akan tetapi juga bisa untuk menembus achirat.

Caranya manusia harus mengenal dan menyatu atau manunggal dulu dengan URIPnya sendiri. Sistim MANUNGGAL ini bisa untuk mengakses atau conect kepada JATI-DIRI Sang Maha Pencipta. Setelah manusia manunggal dengan URIP-nya sendiri maka URIP itu sendiri yang akan membuat conect atau hubungan dengan JATI-DIRI Sang Maha Pencipta karena URIP itu ibaratnya Maha Suci Kecil yang memiliki sifat-sifat ke-“TUHANAN”an. Kalau manusia jelas tidak mungkin membuat hubungan dengan JATI-DIRI “TUHAN” karena raga manusia itu kotor.

Kesimpulannya dunia alam semesta seisinya ini adanya Cuma MANUNGGAL;kalau ada manusia yang tidak senang dengan MANUNGGAL alat kelaminnya dibuang saja. Begitu juga kalau manusia sudah waktunya mati; maka URIP sendiri yang akan menuntun Roh-Sucinya kesangkan paraning dumadi dengan catatan Roh Suci harus kenbali suci lebih dahulu.Kalau kembalinya naik “kendaraan”URIP pasti sampai tujuan akir tidak akan kesasar atau tersesat. Lain halnya kalau jalan kembalinya naik “kendaraan” agama,kepercayaan atau keyakinan bisa mogok ,rusak atau tersesat sehingga tidak sampai ketujuan akir(Sang Pencipta).

Seperti diketahui URIP atau Sang Hidup itu tugasnya nguripi, memberi OBAH,memberi RASA, mencintai,menyayangi dengan sabar tanpa minta imbalan.URIP tidak punya kehendak dan nafsu syahwat,yang punya kehendak  dan nafsu syahwat adalah Roh-Suci. Itulah sebabnya URIP tidak dibebani tanggung jawab atas perbuatan raga manusia yang diikutinya pada waktu masih hidup.Itulah sebabnya Roh Suci tidak bisa mati karena dibebani tanggung jawab atas semua perbuatan manusia yang diikutinya,kalau Roh-Suci bisa mati terlalu enaklah dia lepas dari tanggung jawab.  

Senin, 27 Mei 2013

Falsafah Sang Hidup atau Si Urip

Terbentuknya alam semesta secara garis besar.

Pada waktu alam semesta ini masih awang-uwung atau kosong melompong DZAT KODRAT yang pertama muncul adalah HERUCOKRO yang berintikan URIP-RASA-OBAH. HER artinya air,RU artinya wadah rasa,COKRO artinya bulat dan berputar.Atas seijin YANG MAHA ESA,HERUCOKRO menggelar URIP-RASA-OBAH pada situs gelombang electro magnetic diruang angkasa.Titk temu URIP-RASA dan OBAH kemudian membentuk menjadi planet,bumi,bulan,bintang,matahari, mahluk termasuk manusia dan tumbuh-tumbuhan. SANG PENCIPTA adalah sipemilik.

Tidak banyak manusia yang tahu bahwa dunia alam semesta seisinya ini kalau diringkas hanya ada 3 (tiga ) unsur yaitu URIP (Sang HIDUP)-RASA-dan OBAH atau gerak-getar yang sudah menyatu padu atau manunggal ( tri-tunggal ) yang satu sama lain tidak bisa dipisah-pisahkan lagi. URIP atau Sang HIDUP sudah jelas sebagian besar manusia tahu,tetapi kenyataannya secara mendetail banyak yang belum tahu kalau SI URIP itu tidak dapat diraba,tidak dapat dilihat,tidak berbentuk karena tidak terbuat dari materi,tidak ada yang membuat,tidak beranak dan tidak diperanakkan dengan kata lain tidak dilahirkan dan tidak melahirkan,tidak bisa sakit tidak bisa aus,tidak punya nafsu sahwat tidak beragama dan tidak bisa mati. Keberadaan SI URIP bisa dirasakan pada dada manusia terutama bagian tengah dada yang berdetak atau berdegup, disitu ada gerakan (OBAH) tandanya disitu ada SI URIP yang diibaratkan sebagai  Maha Suci kecil yang memiliki sifat-sifat ke-“ TUHAN “an.

Yang dimaksud dengan RASA dimana SI URIP atau Sang HIDUP bertahta adalah SEJATINYA RASA itu miliknya SANG MAHA PENCIPTA karena itu tidak bisa mati,tidak bisa bohog, tidak bisa merasakan sakit panas dingin asin gurih manis sedih gembira; yang ada pada SEJATINYA RASA hanyalah rasa tentram. Sedangkan yang bisa merasakan asin gurih manis sakit sedih senang panas dingin dan sebagainya itu adalah RASA SEJATI itu miliknya raga manusia terletak pada panca indra,kalau raganya mati panca indranya juga mati tidak berfungsi.Perlu diketahui  

SEJATINYA RASA dan RASA SEJATI selalu bergandengan atau berhimpitan pada diri manusia, akan tetapi manusia lebih senang bertumpu kepada RASA SEJATI yang pada umumnya senang kalau diajak berbuat negatif,sedangkan SEJATINYA RASA jarang disentuh diabaikan begi saja .Padahal kalau manusia mau mendekat megenal dan menyatu dengan SEJATINYA RASA maka manusia bisa berbuat hal-hal diluar nalar manusia tanpa disangka-sangka dan tanpa direncana. Menyatu kepada SEJATTINYA RASA sama halnya dengan menyatu atau manunggal dengan SI URIP karen URIP bertahta pada SEJATINYA RASA
OBAH atau gerak-getar dalam bahasa JAWA disebut geter-pater adalah kekuasaan sekaligus kekuatan SI URIP.

Sepintas lalu kelihatannya remeh atau sepele tapi nanti dulu,OBAH atau kekuasaan SI URIP itu mampu menggerakkan matahari bumi bulan bintang,planet diruang angkasa,jantung manusia diseluruh dunia dan lain-lain. Anda tidak menyadari kalau jantung anda selama ini digerakkan oleh kekuasaan SI URIP yaitu OBAH,mungkin anda mengira yang menggerakkan jantung anda adalah TUHAN padahal sebutan TUHAN itu hanyalah nama bikinan manusia yang tidak mampu berbuat apapun. Seorang Komandan militer memerintahkan atau memberi komando kepada anak buahnya agar tiarap; komando tsb asalnya juga dari kekuasaan dan kekuatan SI URIP yang disebut OBAH itu tadi. RASA bergerak menyentuh OBAH, selanjutnya OBAH geter- pater menuju otak,kemudian otak meneruskan kebibir sehingga bibir bisa mengucapkan tiarap,akirnya pasukan atau anak buahnya melaksanakan perintah Komandan yaitu tiarap.

Satu hal lagi yang anda tidak pernah menyadari yaitu “ peluru kendali “manusia seluruh dunia termasuk milik anda juga digerakkan oleh kekuasaan dan kekuatan SI URIP yang disebut OBAH. Bahkan pada waktu anda sedang tidur nyenyak sekalipun “peluru kendalinya” tetap dapat digerakkan oleh kekuasaan dan kekuatan SI URIP yang disebut OBAH tadi. Apakah anda masih mengira yang menggerakkan adalah TUHAN,apakah TUHAN kurang kerjaan sehingga ngutik-utik “peluru kendali” manusia yang sedang tidur. Anda jangan tergesa-gesa menuding tulisan ini pornografi,kita sedang membicarakan hal-hal yang nyata apa adanya. Kalau  “peluru kendali”anda tidak digerakkan oleh kekuasaan dan kekuatan SI URIP yang disebut OBAH itu tadi sudah pasti anda tidak akan pernah punya anak;begitu juga jika jantung anda tidak digerakkan oleh kekuasaan dan kekuatan SI URIP pasti darah anda tidak akan beredar atau sirkulasi akibatnya beku akirnya mati.

Manusia bisa membuat pesawat terbang,bisa mendarat dibulan,bisa menjadi jendral,bisa dapat rejeki,bisa merasakan nikmat,bisa punya anak dan sebagainya itu karena ada SI URIP yang bersemayam pada tubuh manusia bukan agama. Begitu juga manusia bisa sakti mandra guna dibedil mecicil,dibacok mlorok,ditumbak malah ngakak-ngakak,bisa terbang,bisa menghilang dan sebagainya tetapi kalau ditinggal SI URIP pasti mati akirnya menjadi seonggok daging busuk yang kemudian diproses oleh kekuatan bumi melalui reaksi Analysa kembali keasalnya yaitu :  

1. Yang asalnya dari sari-sarinya tanah kembali ke -tanah.
2. Yang asalnya dari sari-sarinya api kembali ke -api.
3. Yang asalnya dari sari-sarinya air kembali ke-air
4. Yang asalnya dari sari-sarinya gas atau udara kembali kepada gas atau udara.
5. Yang asalnya dari sari-sarinya sinar matahari kembali ke sinar matahari.
6. Yang asalnya dari sari-sarinya sinar bintang kembali ke-sinar bintang.
7. Yang asalnya dari sari-sarinya cahaya bulan kembali ke cahaya bulan.

Berdasarkan uraian diatas manusia bisa sakti mandra guna,bisa terbang,bisa menghilang tapi kalau ditinggal SI URIP akirnya mati tidak bisa berbuat apapun. Itu jelas bisa ditarik kesimpulan yang sakti bisa terbang bisa menghilang itu hanyalah URIP atau SI URIP. Orang yang belum mati disebut orang hidup (wong urip) bukan orang Tuhan,begitu juga orang yang mati itu karena ditinggal URIPnya bukan ditinggal TUHANnya. Dengan memperhatikan uraian-uraian tersebut diatas maka kita bisa membuat kesimpulan bahwa SI URIP itu kedudukannya berada diatas segala-galanya;termasuk yang menciptakan alam semesta  seisinya termasuk manusia. Pada umumnya manusia menyebut Sang Pencipta dengan sebutan TUHAN atau ALLAH atau GOD, kemudian yang lain ikut-ikutan latah dengan menyebut nama TUHAN, ALLAH atau GOD. Disini menjadi jelas bahwa TUHAN, ALLAH atau GOD itu sekedar nama bikinan manusia jadi tidak mampu berbuat apapun,akan tetapi karena manusia terlanjur percaya yang diperkuat dengan keyakinan akirnya menjadi budaya yang disahkan oleh negara dengan nama agama.

Yang namanya percaya atau yakin itu belum dibuktikan kebenarannya jadi sifatnya masih spekulasi atau untung-untungan,kalau tidak untung ya buntung. Orang menyembah TUHAN,ALLAH atau GOD itu sama saja menyembah nama yang nota bene bikinan manusia itu sendiri. Manusia itu asalnya dari URIP kembalinya juga kepada URIP,akan tetapi kenapa manusia malah menyembah nama,gambar,patung dan lain-lain,seharusnya manusia menyembah “JATI DIRI TUHAN” yaitu yang disebut URIP.Kasihan manusia menggantungkan atau mempercayakan acheratnya hanya kepada kepercayaan atau keyakinan yang belum dapat dibuktikan kebenarannya.

Untuk membuktikan kebenaran suatu ajaran agama atau Kepercayaan orang tidak harus pergi ke-acherat kemudian kembali lagi kedunia nyata; itu tidak mungkin dan tidak masuk akal. Cukup dengan cara sederhana tapi bukti nyata, yaitu dengan cara mempelajari ajaran teorinya kemudian dicocokkan dengan praktek kenyataannya bukti nyata apa tidak, kalau bukti nyata itu berarti benar.Satu contoh ajaran Kepercayaan Manunggal Kinantenan Sarwa Mijil yaitu “Tanpa MANUNGGAL manusia akan punah bahkan alam semesta akan hancur.Teori ini kalau dipraktek-kan akan terbukti dan nyata; berarti ajaran itu benar dan masih banyak lagi lainnya. Keyakinan atau kepercayaan itu masih belum final,jadi masih harus dibuktikan kebenarannya; hakim berani menjatuhkan fonis setelah ada bukti nyata.

Agama dan Kepercayaan terhadap TUHAN Yang Maha Esa itu bukan tujuan akir sebab tujuan akir adalah Sang Maha Pencipta. Agama dan Kepercayaan Kepada TUHAN Yang Maha Esa ibarat kendaraan yang ditumpangi para pemeluknya;sayangnya kendaraan itu bisa aus,rusak atau mogok, tersesat dan lain-lain sehingga terkatung-katung ditengah jalan ujung-ujungnya tidak sampai ke-tujuan akir yaitu Sang Maha Pencipta Lalu bagaimana agar kendaraan yang ditumpangi bisa dipertanggung jawabkan sampai tujuan akir jawabnya naiklah kendaraan yang sudah bukti nyata kebenaranya yaitu URIP atau SI URIP; maka URIP sendiri yang akan menggendong diri anda sampai ke-tujuan akir. Karena  SI URIP merupakan Micro Cosmos ibaratnya Maha Suci kecil yang memiliki sifat-sifat ke-“TUHAN”an maka akan dengan mudah mengakses atau menghubungi Macro Cosmos. Karena SI URIP itu benar-benarnya benar yaitu kebenaran yang hakiki maka kalau manusia selalu mengacu kepada SI URIP itu berarti sudah mendekati dan menuju kebenaran akirnya sampai dan menyatu atau Manunggal kepada kebenaran yang hakiki yaitu URIP.

Seandainya URIP itu bisa dilihat dengan mata telanjang maka ujudnya  “gemerlapan laksana intan berlian berpendar-pendar bercahaya tanpa warna tidak menyilaukan mata gilang gemilang tiada bandingannya di-jagad raya”. Kalau ada orang bisa melihat URIP bukan berarti orang itu mampu melihat URIP,tetapi semata-mata URIP itu sendiri yang berkenan menampakkan diri. URIP tidak bisa dilihat dengan alat secanggih apapun.                  

Budaya Jawa Hancur

Pada hari MINGGU tgl. 18 SEPT 2011 Beberapa TV SWASTA telah menyiarkan dan menayangkan terjadinya perbuatan anarchist dan pengrusakan sekaligus penghancuran terhadap patung = patung simbul BUDAYA JAWA yang berupa patung SEMAR dll di PURWAKARTA Jawa Barat.Pengrusakan dan penghancuran terhadap simbul-simbul BUDAYA JAWA tsb. Dilakukan oleh gerombolan orang orang yang bermental ARAB berjiwa ARAB dan berbudaya ARAB dengan alasan SIRIK.

BUDAYA JAWA yang seharusnya dilestarikan dan ditumbuh kembangkan dinegeri sendiri justru dihancurkan oleh warganya sendiri yang bermintal ARAB berjiwa ARAB dan berbudaya ARAB, sungguh sangat tragis. Kami sebagai anak bangsa INDONESIA yang ambil peduli atas masa depan bangsa dan NEGARA INDONESIA tidak mau menerima perbuatan anarchist tsb. yang terang-terangan menghancurkan BUDAYA JAWA dengan cara yang sangat tidak terpuji untuk kemudian menggantinya dengan budaya ARAB. 

Kami juga mengharap kepada PEMERINTAH agar tidak menutup-nutupi perbuatan anarchist tsb sekaligus memberikan hukuman yang setimpal kepada para pelaku anarchist tsb.Kalau perbuatan anarchist tsb.dibiarkan oleh PEMERINTAH pasti akan diulangi lagi dengan cara yang lebih tragis lagi yaitu BUDAYA NUSANTARA diseluruh INDONESIA akan dihancurkan oleh mereka yang bermintal berjiwa dan berbudaya ARAB;karena mereka menganggap PEMERINTAH takut dan tidak beraani menghadapi golongan mereka. Dengan demikian tercapailah cita cita mereka untuk mendirikan NEGARA ARAB dibumi NUSANTARA sesuai dengan semboyan mereka yaitu ‘: MARILAH MENUJU KEMENANGAN”.Akir kata bangsa INDONESIA berubah menjadi bangsa ARAB, yaitu ARAB hidung pesek.