Jumat, 20 Januari 2012

Sebuah Kritik

Siapapun orangnya baik diri pribadi ormas pejabat dsb harus mau membuka diri untuk menerima kritik terutama kritik konstruktif atau yang bersifat mengingatkan,jangan terus marah kemudian mengerahkan anggauta sebanyak-banyaknya untuk menyerang merusak dan menghancurkan, itu namanya hokum rimba.Kita hidup didunia fana yang serba komplek, ada yang baik ada yag buruk, ada yang alim ada yang jahad, ada yang halus ada yang kasar,ada laki-laki ada perempuan,ada siang dan ada malam. Itu semua merupakan isinya dunia alam semesta yang dianggap sebagai kodrad ILLAHI,tidak mungkin yang buruk dihapus agar tinggal yang bak-baik saja, tidak mungkin malamnya dihapus agar tinggal siangnya saja. Ini yang harus kita pahami jangan sampai memaksakan  kehendak disertai tindak kekerasan untuk melenyapkan yag jahad agar tinggal yang alim-alim saja, itu namanya menentang kehendak TUHAN.Hargailah perbedaan atau keberagaman karena itu merupakan anugerah dari TUHAN kepada manusia terutama bangsa INDONESIA. Hak AZASI manusia harus dhormati dan dijunjung tinggi sebab itu memanusiakan manusia, coba kita tengok Negara-negara ARAB dimana orang perempuan kalau keluar rumah diharuskan memakai pakaian  “ SARUNG BANTAL “ warna hitam hanya diberi sedikit lubang agar mata bisa melihat. Itu namanya melanggar hak AZASI manusia, apa wanita INDONESIA mau diperlakukan demikian ? Kalau kita mau merenung dan memperhatikan fenomena bangsa atau Negara-negara Timur Tengah terutama IRAN dimana rakyatnya berbondong-bondong beremigrasi menuju Negara DEMOKRASI sehingga banyak jatuh korban yang mati tenggelam ditengah laut. Kalau kita renungkan Negara IRAN tu Negara kaya raya dan makmur penduduknya akan tetapi kenapa rakyatnya berbondong-bondong meninggalkan negaranya untuk mendapatkan kewarga negaraan di Negara DEMOKRASI. Jawabnya jelas mereka tidak tahan diperlakukan sebagai  robot yang kehidupan pribadinya serba diatur oleh Pemerintah baik dalam kebebesan berpakaian maupun kebebasan beraktifitas lainya. Akan tetapi kenapa mereka lebih suka memilih AUSTRALIA sebagai Negara tujuan emigrasi dan bukan memilih INDONESIA. Untuk menjawab pertanyaan ini tidak cukup dengan satu kata atau satu kalimat saja, akan tetapi butuh latar belakang dan sejarah yang sampai sekarang belum bisa dihapus karena sudah masuk dalam buku sejarah INDONESIA. Para emigrant dari IRAN pasti tahu gejolak yang ada di INDONESIA yaitu adanya beberapa kelompok ormas atau orpol yang menginginkan agar Negara INDONESIA menjadi Negara Islam, contohnya N.I.I ,D.I., T.I.I. dll.itu semua nyata dan bukti nyata.Nah kalau emigrant dari IRAN memilih INDONESIA sebagai Negara tujuan itu berarti setali tiga uang alias sama saja, pindah dari Negara Islam yang satu ke Negara Islam lainya
Kita kembali ke isnya dunia alam semesta yang beraneka ragam corak dan karakternya mulai dari diri pribadi kelompok ormas orpol dan paguyuban penghayat kepercaaan kepada TUHAN YME.Kusus untuk yang terakir ini ada 3 kelompok yaitu HPK, KAPRIBADEN dan BKOK. Mereka 3 kelompok ini berdiri sudah puluhan tahun tapi mana hasil perjuangan mereka, sama sekali tidak Nampak apa lagi hasinya. Satu-saunya perjuangan yang telah dilaksanakan adalah lewat OMBUSMEN, diprakarsai KAPRIBADEN yang diwakili oleh Dr.WAHYONO, itupun hasilnya sangat minim sebab 1-SURO-TAHUN SAKA JAWA masih belum diluruskan atau belum ditempatkan pada porsi yang sebenarnya yaitu tgl. 22-JUNI. Akibatnya orang JAWA tiap memperingati 1-SURO- tahun SAKA yang diperingati justru 1-MUHARAM-tahun HIJRAH ini berarti orang JAWA dilecehkan selama 379 tahun yaitu tahun 1633 s/d 2012 setelah SULTAN AGUNG ANYOKROKUSUMO menghapus kalender JAWA pada tahun SAKA 1555 atau tahun 1633 MASEHI untuk kemudian memaksa menggantinya dengan kalender HIJRAH atau kalender ARAB. Seperti diketahui tahun SAKA JAWA 1-SURO- dimulai pada tahun 78 MASEHI dasar perhitunganya menggunakan peredaran MATAHARI plus tahun kabisat yaitu plus 6 jam tiap tahun jadi sama persis dengan tahun MASEHI, dengan demikian 1-SURO- tahun SAKA sifatnya tetap tidak berubah-ubah yaitu 22-JUNI, tapi kenyataanya 1-SURO- tahun SAKA belum ditempatkan pada porsi yang sebenarnya. .                                      
Kelompok paguyuban yang terdiri dari 3 kelompok tsb. umurnya  sudah puluhan tahun tapi hasil perjuangnya belum nampak sama sekali, dimana VISI dan MISI mereka, apakah VISI dan MISI mereka hanya untuk mengambil dana yang disediakan oleh Pemerintah tiap tahun kemudian dipakai untuk hur-hura?Kalau saya boleh usul saya menyarankan kepada 3 kelompok tsb. agar menghadap instansi terkait sekaligus minta agar 1- SURO- tahun SAKA dikembalikan pada porsi yang sebenarnya yaitu 22- JUNI. Dengan dikembalikanya pada porsi yang sebenarnya maka para penghayat kepercayaan kepada TUHAN YME akan lebih mantap dan lebih hikmat dalam melaksanakan ritual upacara peringatan 1- SURO – tahun SAKA. Pemerintah tidak perlu kawatir kalau 3 kelompok tsb. menuntut HARI BESAR tersendiri karena jumlah mereka relatif sedikit, sementara cukup diberi hari besar fakultatif saja dulu karena sebagian besar anggautanya bekerja dibidang swasta maka Pemerintah tidak akan dirugikan.Disamping itu Pemerintah berkuwajiban membantu kelompok tsb. agar bisa muncul kepermukaan sekaligus menyediakan kolom {kepercayaan} tersendiri dibawah kolom agama pada KTP atau blangko formulir. Apa yang saya tulis tsb. diatas tidak bermaksud menyinggung menyudutkan atau memojokan pihak-pihak tertentu akan tetapi sekedar kritik yang konstruktif, saran atau anjuran yang diharapkan ada faedahnya bagi kita semua. Terakir saya mengucapkan salam yang artinya selamat panjang umur dan sejahtera yaitu salam R A H A Y U.             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar