Senin, 10 Februari 2014

Urip Mijil

Menurut M. IQBAL cendekiawan dari Pakistan ,ROHSUCI mampu menciptakan NAFS yang positif maupun negatif yang merupakan percikan dari nafsu hingga terjadi perbuatan positif maupun negatif; yang dimaksud dengan NAFS disini adalah istilah umum dari jiwa,hati,batin,rohani,angan-angan dan nafsu yang diimplementasikan dalam tingkah laku dan perbuatan manusia. Tidak ada satupun agama yang pernah menyebut atau membahas tentang keberadaan SI-URIP atau Sang Hidup tetapi hanya sedikit menyinggung tentang ROH, bahkan menyebutkan bahwa ROH itu yang menghidupkan. Pendapat ini jelas tidak benar, sebab yang mampu menghidupkan adalah SI-URIP atau Sang Hidup buktinya semua mahluk yang bernyawa kalau ditinggal SI-URIP niscaya akan mati. Mungkin istilah atau kata-kata URIP ini kurang dikenal karena menggunakan bahasa JAWA bukan bahasa ARAB; karena URIP itu bahasa JAWA dan tidak pernah GO-PUBLIK  kecuali di negeri BELANDA  disana ada Fakultas Sastra JAWA.

Kalau kita perhatikan betul-betul URIP ini sangat Universal dalam segala hal, contohnya beberapa pertanyaan bahkan mungkin ratusan pertnyaan semuanya bisa dijawab dengan satu kata saja yaitu : URIP misalnya apa sebab orang  bisa punya anak ,punya pangkat,punya rejeki,bisa jadi dokter,bisa mendarat dibulan, bisa merasakan nikmat,bisa melihat,mendengar,menari,menyanyi,menangis dan tertawa,bisa mendarat diplanet MARS dsb; jawabnya cukup hanya dengan satu kata saja yaitu sebab : URIP; coba kalau tidak URIP tidak bisa berbuat apapun. Dengan memperhatikan contoh tsb diatas terbukti bahwa URIP itu betul-betul Universal bisa menjawab puluhan atau ratusan pertanyaan  hanya dengan satu kata  saja yaitu URIP, sebab yang menciptakan alam semesta seisinya adaah SI-URIP. Mungkin ada yang mengatakan yang menciptakan adalah TUHAN atau ALLAH tapi akan muncul pertanyaan : TUHAN atau ALLAH itu URIP apa tidak ? jawabnya jelas URIP. Dengan demikian jelas bahwa URIP itu diatas segala-galanya dan sangat cocok kalau dirangkai dengan bahasa JAWA. Misalnya wong sing durung mati iku diarani wong URIP dudu wong TUHAN utowo wong ALLAH.

Itulah sebabnya maka URIP mijil dari alam CUNDA MANIK turun ditanah JAWA tepatnya di JL. PERAK-BARAT  NO.93 SURABAYA tgl.13-11-1955 untuk mengingatkan manusia akan asal-usulnya. SI-URIP ibarat RATU ADIL kesampar  kesandung tidak ada harganya, tetapi setelah manusia mengetahui kesaktiannya maka b y u u k  manusia banyak yang sujud menyembah. Baru membicarakan risalah ROH saja manusia sudah kehabisan akal dan pikiran apa lagi kalau membahas SI-URIP. Tidak ada satupun agama yang pernah membahas keberadaan SI-URIP meskipun Cuma sedikit karena memang tidak mengenal istilah SI-URIP, yang dibahas Cuma ROH. Padahal antara SI-URIP dan ROH SUCI ini masing-masing dapat berdiri sendiri-sendiri. Pantas kalau dikatakan selama jutaan tahun manusia mencari kiblat yang salah

Bertanyalah Kepada TUHAN

Pembahasan mengenai keberadaan SI-URIP dan ROH SUCI hanya sebatas yang berada dimuka bumi saja sebab nanti kalau manusianya mati, URIPnya lepas ROH SUCInya juga lepas pergi ketempat yang belum bisa kita buktikan keberadaannya. Kita menulis dari muka bumi sedangkan mereka SI-URIP dan ROH SUCI sudah berada diluar bumi sulit dimonitor maupun dideteksi. Pegangan kita hanyalah keyakinan akan ajaran yang membahas keberadaan SI-URIP dan ROH SUCI selama manusianya masih hidup. Karena kita ini manusia yang punya akal dan pikiran yang bisa menggunakan otak kiri maupun otak kanan maka kita berorientasi kepada manusia bukan kepada binatang atau tumbuh-tumbuhan. ROMO HERUCOKRO SEMONO sendiri dalam ajaranya tidak banyak menyinggung keberadaan ROH SUCI hanya mengatakan sudah sangat dekat dengan SI-URIP; masuknya  kebatang tubuh sama-sama, keluarnya dari batang tubuh juga sama-sama; hanya fungsi, tanggung jawab dan kekuasaannya yang berbeda, dua-duanya SI-URIP dan ROH SUCI tidak bisa mati.

THEOSOFIE menyatakan bahwa ROH SUCI tidak bisa mati, ini senada dengan ajaran agama sebab kalau ROH bisa mati ( hancur-lebur ) terlalu enaklah dia, berarti lepas dari tanggung jawab atas perbuatan raga yang diikuti selama masih hidup didunia sebab yang punya keinginan itu ROH SUCI , bahkan juga ikut menikmati atas perbuatan raga. Kalau manusia mati SI-URIP dan ROH SUCI sama-sama keluar dari raga,karena SI-URIP tidak dibebani tanggung jawab atas perbuatan raga dan mendapat gelar sebagai Mahasuci Kecil yang memiliki sifat-sifat ke-TUHAN –an maka SI-URIP ini bisa langsung kembali ke Sangkan Paraning Dumadi yaitu HERUCOKRO; sedangkan ROH SUCInya sambil membawa daya Panca-Indranya harus mempertanggug jawabkan perbuatan raganya dulu. Itulah sebabnya ROH SUCI masih bisa disakiti meskipun raganya sudah hancur lebur karena dia membawa daya Panca Indra. Seandainya ada orang bertanya secara mendetail mengenai risalah ROH SUCI maka jawablah : Bertanyalah kepada TUHAN karena risalah mengenai ROH adalah rahasia TUHAN dan urusan TUHAN manusia tidak diberi ilmu mengenai ROH melainkan Cuma sedikit.

Antara URIP dan Roh Suci

ROMO HERUCOKRO SEMONO pernah mengatakan bahwa kedudukan antara Roh Suci dan URIP itu sudah dekat sekali hanya saja tidak dijelaskan secara rinci bagaimana sifat dan kedudukannya masing-masing. Dalam kitab suci disebutkan bahwa persoalan ROH adalah urusan  TUHAN dan rahasia TUHAN; manusia tidak diberi ilmu tentang ROH melainkan Cuma sedikit. Karena sudah diberi kelonggaran meskipun Cuma sedikit, maka tidak ada salahnya kalau kita kupas meskipun Cuma sedikit berdasarkan sifat tugas dan tanggung jawabnya masing- masing, lumayan dari pada tidak sama sekali.

1.    URIP atau Sang Hidup tidak punya nafsu sahwat sedangkan Roh Suci memiliki nafsu sahwat.
2.    URIP atau Sang Hidup tidak punya keinginan apapun tugasnya hanya memberi URIP – RASA – OBAH ( gerak-getar ) cinta dan kasih sayang dengan sabar tawakal; sedangkan Roh Suci punya keinginan bersenang-senang,bisa menyuruh berbuat baik atau buruk juga bisa melarang.
3.    URIP atau Sang Hidup tidak ikut menikmati hasil perbuatan yang diprakarsai oleh Roh Suci karena URIP hanya memiliki Rasa Tentram tidak terpengaruh oleh pnas-dingin, susah-senang pahit-manis dsb.
4.    URIP tidak dibebani tanggung jawab atas perbuatan raga.
5.    Roh Suci dibebani tanggung jawab atas perbuatan raga karena dia bisa menyuruh dan bisa melarang juga ikut menikmati hasil perbuatan raga.
6.    URIP dan Roh Suci masing-masing bisa berdiri sendiri-sendiri.
7.    URIP dan Roh Suci tidak dilahirkan karena sudah ada lebih dahulu.
8.    URIP dan Roh Suci tidak bisa mati.
9.    URIP tidak bisa disakiti sedangkan Roh Suci bisa disakiti meski raganya sudah hancur lebur.

Dengan demikian bisa kita simpulkan bahwa Roh Suci sudah berdampingan dengan URIP hanya saja tidak campur baur ( gembleng ) sebab nanti kalau pulang keasal-usulnya Roh Suci tidak bisa langsung kembali melainkan harus  mempertanggung jawabkan perbuatan raganya dulu semasa masih hidup; sedangkan URIP bisa langsung kembali keasal-usulnya karena tidak dibebani tanggung jawab apapun. Ini berlaku bagi putra yang bukan ADHANG; tapi bagi PUTRA yang sudah jadi KADHANG, Roh Sucinya bisa langsung kembali ke Sangkan Paraning Dumadi karena salahnya luputnya atau dosanya sudah dihilangkan sesuai dengan bunyi KUNCI yang terakir yaitu :” Kula nyuwun kangge anyirnaake. Tumindak ingkang luput.” Anda penasaran ,silakan baca buku GOLDEN EGG halaman 258 dan 268.